DPR, dari Pong Hingga Situs Porno
Jakarta, 2-Agt-2010 - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam dua pekan
terakhir ini sungguh banyak kejutan. Mulai aksi coret aktor Pong Harjatmo hingga munculnya situs porno dalam komputer layanan informasi (kios informasi) di DPR. Ada apa dengan DPR?
Aksi Pong Harjatmo, aktor gaek, Jumat (30/7) dalam coret-coret di Gedung Kura-kura DPR/MPR salah satunya dilatari bolosnya anggota DPR. Pesan yang disampaikan Pong cukup lugas, “Jujur, Adil, Tegas”. Aksi Pong ini tak ubahnya menjadi kritik bagi DPR.
Tak berselang lama, Senin (2/8), komputer sistem layanan informasi DPR tak kurang dari 15 menit muncul situs porno. Menariknya, dalam tayangan yang mengejutkan itu, korsor komputer bergerak-gerak.
Reaksi keras langsung bermunculan. Seperti Ketua DPR Marzuki Alie yang menyebutkan munculnya situs porno di sistem layanan informasi DPR merupakan aksi hacker. “Yang nge-hack kurang ajar itu bisa dilaporkan ke yang berwajib,” cetusnya kepada wartawan melalui pesan singkat, Senin (2/8).
Anggota Komisi I DPR yang juga pakar telematika dan informatika Roy Suryo menilai, tidak sulit melacak dan menemukan siapa pelakunya. “Pelakunya hacker, ingin merusak citra DPR,” tudingnya.
Menurut Roy, munculnya situs porno bisa saja akibat kelalaian staf Sekretariat Jenderal DPR sehingga ruang IT disusupi pihak yang tidak bertanggungjawab. “Ada seseorang dengan USB, disket atau melalui salah satu terminal yang ada, dia memasukan file yang disebut flics seolah-olah lagi akses situs. Kesannya yang akses situs orang Sekjen, kemudian file berjalan,” paparnya.
Namun lain lagi dengan penjelasan dari pihak Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR RI yang menyebutkan, situs DPR RI tidaklah di-hack sebagaimana asumsi sebelumnya. “Saya nyatakan website DPR tidak di-hack. Tetapi kios informasi dimanfaatkan website lain,” ujar Sekjen DPR RI Nining Indra Saleh dalam jumpa pers di ruang Sekjen DPR, Senin (2/8).
Sebagaimana dimaklumi, kios informasi yang ada di lingkungan DPR berjumlah 10 unit yang tersebar di komplek Senayan, DPR RI. Nining menegaskan pihaknya akan memeriksa dan melakukan evaluasi. “Kita akan periksa di internal,” cetusnya seraya menegaskan akan mengecek CCTV untuk mengetahui siapa yang melakukan pembukaan situs tersebut.
Dalam kesempatan yang sama, Tenaga Ahli Pusat Pengkajian, Pelayanan, Data, dan Informasi (P3DI) DPR Andi Mardinsah menjelaskan, kursor yang bergerak saat munculnya situs porno di kios depan Pressroom DPR, sebagai upaya menutup situs tersebut. “Kenapa krusor bergerak, karena setelah kami mengetahui muncul situs tersebut, kami melakukan upaya penutupan situs itu,” jelasnya.
Serentetan aksi eksidentil di lembaga perwakilan semakin melengkapi persoalan yang akhir-akhir ini muncul di publik. Seharusnya, semua ini dimaknai sebagai aksi kritik kepada lembaga perwakilan. Bukan justru sebaliknya menuding pihak-pihak tertentu seperti saat merespon munculnya data absensi anggota DPR ke
publik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar